LKIM HMI SUMBER BUNGUR MEMPERINGATI 'HARI IBU' 2019 DENGAN KAJIAN KEPENULISAN "SURAT CINTA UNTUK IBU"

FOKUS: LKIM HMI Komisariat Istiqlal UIM Kampus STIE-MM Sumber Bungur, Pakong, Pamekasan memperingati 'Hari Ibu' 22 Desember 2019 dengan melaksanakan Kajian Rutinitas dan membuat karya tulis dengan tema "Surat Cinta Untuk Ibu" di BaseCamp LKIM HMI, kemadin lusa (22/12/19).

Lembaga Kajian Insan Madani Himpunan Mahasiswa Islam (LKIM HMI) Komisariat Istiqlal UIM Kampus STIE-MM Sumber Bungur memanfaatkan momentum Hari Ibu, 22 Desember 2019 dikemas dengan Kajian Rutinitas Kepenulisan, tema "Literasi; Surat Cinta Untuk Ibu" bertempat di BaseCamp LKIM HMI komisariat istiqlal UIM STEI MM Sumber Bungur, Pakong,  Pamekasan,  kemarin lusa (22/12/19).

Kajian versi Pelatihan Kepenulisan ini memang ada unsur kesengajaan dengan mengangkat tema yang menyangkut tentang 'ibu',  harapan besar Kader-kader LKIM HMI bisa mempersembahkan untuk ibu-ibunya cinta dan sayangnya dengan berupa karya,  meski itu tidak sampai secara langsung, meski sebatas media sosial saja.

"Saran saya,  nanti ketika kita sudah selesai menulis boleh kita pos di media sosial kita, atau bisa juga di post di media sosial LKIM HMI STIEMM," saran A. Hendra Purnomo kepada seluruh peserta kajian.
Peserta kajian hanya terdiri dari kader LKIM HMI, namun minoritas bukanlah alasan rasa semangat mengikuti kajian rutinitas luntur dalam diri setiap kader.  Melainkan, sedikitnya kader adalah rasa syukur amat mendalam, merasa pengkaderan totalitas bisa didapatkan.  Hal itu dibuktikan, berbagai pertanyaan demi pertanyaan dari peserta kepada fasilitator kajian.

"Ya,  literasi kita harus tanam diri kita,  apalagi kita sebagai seorang aktivis, kader HMI, yang amat kader yang intelektual, berwawasan tinggi," ungkap pemuda tersebut, dengan sapa akrabnya, Hendra.
Literasi dalam jiwa mahasiswa,  apalagi aktivis suatu keharusan yang mesti ditanam dalam diri.. Selain, di HMI memang membaca, menulis,  dan diskusi sebagai kaum intelektual,  juga suatu anjuran dari Allah kepada hamba-Nya untuk mebaca dan menulis, sebagaimana tertera dalam al-Qur'an.

"Bukan kader HMI pun,  membaca dan menulis itu harus dikerjakan,  ditekuni.  Ayo, ayat apa yang turun pertama kali?  Iqra',  kan? Iqra artinya membaca. Dan di ayat lain, ada ayat yang bunyinya seperti ini; 'Nun,  wal-qolami wama-yasturun'.  Nun, demi pena.  Disana ada anjuran dari Allah kepada kita sebagai hamaba-Nya untuk menulis. Dan diskusi ini,  adalah evaluasi dari apa yang kita baca dan tulis," tandasnya kemudian.

Semua peserta diberikan kesempatan bertanya satu persatu, dan pemaparan tentang literasi serta metode kepenulisan serta cara membuat karya menggunakan outline atau kerangka karangan.  Usai itu fasilitator meminta untuk membuat karya tulis, tanpa plagiat, atau karya sendiri dengan tema sebagaimana tema yang diangakat pada kajian tersebut, hanya membuang kata literasi, 'Surat Cinta Untuk Ibunda'.

"Karena kajian Kepenulisan tidak cukup dengan teori ataupun materi,  tapi juga dengan praktek.  Selain itu, kita menulis harus menggunakan perasaan atau penjiwaan yang mendalam.  Nah,  mumpung sekarang hari ibu,  dan kita bayangkan bagaimana perjuangannya, cinta dan kasih sayangnya, dan sebagainya." lanjut Ketua Lembaga Kajian Dan Penelitian (LKP) HMI Komisariat Istiqlal UIM,  tersebut.

Semua peserta diberikan kebebas mencari tempat, asal tidak keluar dari area ruangan kajian, dan bebas berkarya, baik fiksi maupun non-fiksi asal pula tidak melenceng dari tema.  Sekitar kurang lebih dari 20 menit,  Hendra meminta untuk membentuk lingkaran seperti semula dan meminta peserta untuk membacakan karya tulisnya, ada sesi kritik dan saran dari fasilitator.

Ia menemukan beberapa karya dari peserta yang berbeda-beda,  ada yang membuat puisi,  surat, dan ada pula yang kurang memahami tentang puisi dan surat.  Hal itu, dimaklumi sebagai penulis pemula menurutnya salah itu hal biasa.
Dan dalam koreksinya,  ada dari salah satu karya peserta yang diberi saran dalam penulisannya, seperti tanda baca:titik,koma, tanda tanya, tanda seru,  dan lainnya.

"Mari kita bumikan literasi, dan mari manfaatkan media sosial sebagai ladang dakwah kita." pungkasnya, dan mengakhiri kajian kepenulisan tersebut. (Iim/Lee).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama