Istiqlal Blog - HMI Komisariat Istiqlal UIM
Arah Pengkaderan HMI
Mengingat fungsi HMI sebagai organisasi kader, maka seluruh aktivitas atau kegiatan HMI dikembangkan pada penggalian potensi kualitatif pribadi dan anggota–anggota yang militan, memiliki kedalaman pengetahuan dan keimanan, serta mempunyai kesetiaan pada organisasi.
By: Imam Hafas (Kabid PTKP HMI Komisariat Istiqlal UIM)
Arah Pengkaderan HMI
HMI Komisariat Istiqlal UIM |
Mengingat fungsi HMI sebagai organisasi kader, maka seluruh aktivitas atau kegiatan HMI dikembangkan pada penggalian potensi kualitatif pribadi dan anggota–anggota yang militan, memiliki kedalaman pengetahuan dan keimanan, serta mempunyai kesetiaan pada organisasi.
Arah perkaderan HMI
tercermin dalam tujuan HMI, yaitu terbinanya individu yang memiliki kualitas
insan cita (akademis, pencipta, pengabdi, bernafaskan Islam, serta
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT).
Kualitas inilah yang harus
dimiliki oleh setiap kader HMI dan menjadi gambaran masa depan anggota HMI,
suksesnya anggota HMI dalam membina diri untuk mencapai kualitas insan cita
berarti dia telah mawujudkan tujuan HMI.
Sifat Independensi HMI
Watak independen HMI adalah sifat organisasi secara etis merupakan karakter dan kepribadian kader HMI. Implementasinya harus terwujud di dalam bentuk pola pikir pola laku setiap kader HMI baik dalam dinamika dirinya sendiri sebagai kader HMI maupun dalam melaksanakan “Hakikat dan Mission“ organisasi HMI dalam kiprah hidup berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Watak independensi HMI yang tercermin secara etis dalam pola pikir, pola sikap, dan pola laku setiap kader HMI akan membentuk independensi etis HMI, sementara watak independensi HMI yang teraktualisasi secara organisatoris di dalam kiprah organisasi HMI akan membentuk independensi organisatoris HMI.
Sifat independen sesuai dengan amanah konstitusi HMI dirasa masih mampu mengawal pergerakan HMI di masyarakat ketika setiap kader HMI memahami denan benar makna Independen dan menjalankannya dengan hati yang ikhlas dan tulus. Berawal dari deteksi masalah di atas dalam upaya membentuk kader yang tangguh dan tanggap dalam rangka menyelesaikan hal–hal di atas penulis tertarik mengangkat masalah “Membangun Kesadaran dalam diri Kader HMI akan sifat Independensi HMI dalam upaya mengembalikan citra HMI”.
Oleh sebab itu, langkah yang harus dilakukan sedini mungkin antara lain:
Watak independen HMI adalah sifat organisasi secara etis merupakan karakter dan kepribadian kader HMI. Implementasinya harus terwujud di dalam bentuk pola pikir pola laku setiap kader HMI baik dalam dinamika dirinya sendiri sebagai kader HMI maupun dalam melaksanakan “Hakikat dan Mission“ organisasi HMI dalam kiprah hidup berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Watak independensi HMI yang tercermin secara etis dalam pola pikir, pola sikap, dan pola laku setiap kader HMI akan membentuk independensi etis HMI, sementara watak independensi HMI yang teraktualisasi secara organisatoris di dalam kiprah organisasi HMI akan membentuk independensi organisatoris HMI.
Sifat independen sesuai dengan amanah konstitusi HMI dirasa masih mampu mengawal pergerakan HMI di masyarakat ketika setiap kader HMI memahami denan benar makna Independen dan menjalankannya dengan hati yang ikhlas dan tulus. Berawal dari deteksi masalah di atas dalam upaya membentuk kader yang tangguh dan tanggap dalam rangka menyelesaikan hal–hal di atas penulis tertarik mengangkat masalah “Membangun Kesadaran dalam diri Kader HMI akan sifat Independensi HMI dalam upaya mengembalikan citra HMI”.
Oleh sebab itu, langkah yang harus dilakukan sedini mungkin antara lain:
- Membina dan menegakkan orisinalitas sejarah dan pemikiran HMI.
- Membiasakan berfikir otonom secara HMI.
- Melakukan konsolidasi organisasi secara berkesinambungan, sebagai masalah dan pekerjaan besar sepanjang masa.
- Pembentukan kader dan aktivis yang tangguh dan tanggap.
- Setiap anggota HMI adalah yang berprestasi dalam bidang studi, dan sukses dalam berorganisasi.
- Memasyarakatkan terus pemikiran HMI.
- Mau belajar dari pengalaman sejarah yang panjang.
- Bersikap teguh dalam prinsip luwes dalam penerapan.
- Mau mengoreksi diri sendiri dan dikorekri orang lain.
- Meningkatkan partisipasi aktif dan konstuktif HMI terhadap pembangunan yang dilaksanakan pemerintah di segala bidang.
- Bekerja sama dengan semua pihak sepanjang tidak menyalahi prinsip-prinsip pedoman organisasi HMI.
- Mengkonsolidasikan keberhasilan dan kemenangan yang sudah dicapai.
- Mengadakan evaluasi secara terus menerus terhadap apa saja yang telah diperbuat, untuk menetapkan kebijakan guna melangkah lebih maju.
- Tidak cepat puas terhadap apa yang telah diperoleh. Perbanyak dan tingkatkan amal ibadah kepada Allah SWT (Pemikiran HMI dan Relevansinya dengan sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia).
By: Imam Hafas (Kabid PTKP HMI Komisariat Istiqlal UIM)
Tags:
Opini