AYUNDA YULI : "JADI PEREMPUAN JANGAN PESIMIS"

Istiqlal Blog- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Istiqlal Universitas Islam Madura (UIM) menyelenggarakan Kajian Rutinitas perdana dengan tema "Tantangan Perempuan Dalam Menghadapi Fanatisme Masyarakat" sejak usai liburan Kampus di halaman kampus UIM Pamekasan, sore ba'da Asar (16/10/19).

Foto : A. Hendra Purnomo
Kajian Rutinitas tersebut dihadiri oleh Kanda Atiqurrahman (Kabid. PTKP HMI Cabang Pamekasan) dan Ayunda Yuli (Ketua Umum Korps HMI-Wati (KOHATI) Cabang Pamekasan ) sebagai pemateri. Partisipasi dalam kajian tersebut selain dari kader HMI Istiqlal UIM, semiotom Lembaga Kajian dan Penelitian (LKP) HMI Komisariat Istiqlal UIM, dan HMI Kampus STISA As-Syalafiyah. Melainkan juga Mahasiswa Baru (MABA) UIM Pamekasan. 

Seiring maraknya kata menjadi fanatisme masyarakat kepada perempuan tentang perempuan tidak akan terlepas dari 'D3': di kasur, di sumur, dan di dapur.  Menyikapi hal tersebut, bukan berarti selalu menjadi minset sisi negatifnya,  melainkan positif juga terkandung di dalamnya. "Minset jangan hanya diambil sisi negetifnya,  melainkan positinya jauh lebih banyak (yang terkandung di dalamnya,  red)," papar Kanda seringkali disapa Atiq tersebut. 

Selain pola pikir berbaik sangka, perempuan juga harus bisa kreatif, pintar atau cerdas berkarier, meski di dalam rumah,  walaupun menjadi guru terbaik bagi anak-anaknya demi terwujudnya regenerasi pemimpin yang baik.  "Perempuan smart walaupun di dalam rumah bisa berkarier.  Meski menjadi ibu yang baik,  dan guru terbaik bagi anak-anaknya demi terwujudnya pemimpin yang baik," lanjut salah satu alumni HMI Komisariat Istiqlal UIM tersebut. 

Kanda Atiq juga menyinggung tentang tanggungjawab lelaki sebagai pemimpin dalam rumah tangganya, dan menjaga istrinya sebagaimana yang dianjurkan dalam agama.  "Dan apalagi Revisi UU KUHP, seorang perempuan tidak boleh keluar malam,  dikenak denda," ucapnya, bergurau.  Disambut tawa meriah dari para peserta kajian. 
"Seorang lelaki untuk tetap menjaga perhiasannya (istrinya, red)  di rumah," sambungnya kemudian.  

Pemantik kedua, Ayunda Yuli, mengklafikasi atas tema yang diangkat oleh Kabid. Pemberdayaan Perempuan HMI Istiqlal UIM. "Masih pentingkah di kasur, di sumur dan di dapur itu dibahas?" tanya Ketum KOHATI Cabang Pamekasan tersebut kepada peserta kajian.  "Justru sekarang pembahasan kita bukan itu lagi, tapi bouble borden, peran ganda," jelasnya.

Perempuan yang sedang hamil tua tersebut, menceritakan kehidupannya dengan sang suami penuh peduli,  dan romantisme dalam keluarga hal ini patut dicontoh oleh sepasang suami istri. "Saya, alhamdulillah, tidak pernah mengalami peran ganda,  apalagi suami saya orangnya baik hati.  Kalau saya yang nyuci,  suami saya yang menjemur, kalau suami saya yang nyuci,  saya yang jemur, " tuturnya penuh bangga. "Tepuk tangannya buat suami saya."  tepuk tangan meriah peserta penuh apresiasi dan gelak tawa meriang.  
Foto : Bahrull 
Dia juga menjelaskan bahwa perempuan tidak boleh pesimis, meski mengalami peran ganda, baik berada dalam ranah domestik dan sektor publik.  "Jangan pesimis jadi perempuan," pungkasnya. Kajian Rutinitas tersebut diakhiri dengan foto bersama pemateri kajian. (cm/ahp).

2 Komentar

  1. Hanya sekedar saran dan masukan, kalau bisa hasil kajian itu dijadikan artikel atau essay... Terima kasih

    BalasHapus
  2. Yakusa!
    Semoga sukses selalu. Aamiin.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama