Perempuan Multidisipliner, Ya Aktivis!!!

Oleh : Siti Hebniatul Hasanah (Ka.Bid PP)

IstiqlalBlog- Dalam perkembangan kajian keperempuanan, peran perempuan tidak hanya dipahami sebagai fenomena perubahan sosial dan kultural dari suatu masyarakat tertentu. Akan tetapi, gerakan perempuan telah mencapai suatu tahap keilmuan.

Sekarang era emansipasi, tidak seperti jaman 90-an yang menjadikan perempuan kelas nomor dua setelah laki-laki. Selain di kawasan domestik, perempuan juga mempunyai hak untuk mengenyam pendidikan, berkecipung di bidang politik, dan tampil di sektor publik.

Namun tiada arti apa-apa, jika seorang perempuan kurang memanfaatkan era ini dengan membatasi diri. Faktanya, telah banyak perempuan-perempuan yang menggeluti berbagai disiplin ilmu seperti menjadi guru, dosen, dokter, politisi, pengusaha, dan profesi-profesi lainnya. Bahkan profesi bidan hanya untuk kaum perempuan saja. Lain lagi, bahwa seorang perempuan akan menjadi istri dan ibu dari anak-anaknya. Seorang ibu akan menjadi pendidik pertama bagi anaknya dan istri sebagai penasehat utama sang suami.

Masalahnya, dapatkah seorang perempuan menjadi multifungsi di sektor domestik dan sektor publik? Jawabannya adalah sangat bisa sekali. Untuk menjadi akademisi, politisi, pengusaha ataupun ibu rumah tangga dalam sekali genggaman bukanlah hal yang tidak mungkin bagi perempuan. Selagi ada kemauan pasti ada jalan. Begitu pepatah menyatakan.

Perempuan harus tahu tempat dan pintar menempatkan diri. Dan dimanapun perempuan ditempatkan, perempuan harus memberi solusi di lingkungannya. Modal awalnya adalah harus mencari tahu, menekuni, dan progresif demi mencapai multidisipliner.  Atau dalam satu kata yaitu menjadi "Aktivis".

Notabennya sebagai mahasiswa. Berorganisasi merupakan solusi terbaik sambil lalu belajar. Selain akademik, non-akademik bisa kita pelajari untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Karena sebuah organisasi merupakan wadah yang akan membentuk kita diluar jam kuliah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama